Membidik Majalah Bobo

Pertama kali tertarik menulis untuk majalah Bobo, adalah tahun 2009. Aku belajar sendiri dan kuikuti lomba cerita misteri majalah Bobo tahun itu.

Surprise, ternyata kerja kerasku belajar sendiri, belajar ngedit naskah dan nekad tanpa pengalaman  mencoba ikut lomba, ternyata naskahku masuk jajaran naskah terbaik. Uang 500.000 masuk ke kantongku. Kisahku yang berjudul “Teka Teki Telapak Tangan” berhasil masuk dalam kumpulan cerita Pustaka Ola setahun kemudian.

340201_2358793366725_1156993721_32830201_1938007935_o

Tulisanku berikutnya yang masuk ke majalah Bobo, adalah Sayap Peri Elly. Sebuah naskah cernak, hasil belajar bareng Kang Iwok di Komunitas Blogfam (pada tahun 2010), membuatku semakin percaya, bahwa aku ada kemampuan menulis cerita anak, terutama untuk majalah Bobo.

293687_10150282742364798_373052_n

Sayangnya, kemampuanku itu tak kuasah. Aku malah keasyikan menulis cerita untuk novel anak. Akhirnya bertahun kemudian, aku coba menulis kembali untuk majalah Bobo. Akhirnya, tahun ini (2014), naskah hasil belajar menulis cernak bersama Winner Class dan Mbak Veronica, berhasil masuk majalah Bobo, dengan judul “Kertas Surat Warna-Warni”.

10552604_10152586462129798_4749754620966296437_n

Karena itu, mengingat sulitnya aku menulis novel anak dalam 2 tahun terakhir, karena fokus pada anak-anak (terutama Aam), maka aku kembali belajar menulis cerita pendek untuk anak. Ada 3 kelas online kuikut tahun ini, untuk memperdalam tulisan cernak yang sesuai dengan target majalah, terutama majalah Bobo. Kelas online (gratis) Penulis Tangguh, milik mbak Nurhayati. Aku senang bukan main bisa diterima audisi di kelas ini.

Selain belajar menulis cerita dewasa, aku juga terus mendalami ilmu menulis cerita pendek anak. Aku juga mendaftar di kelas Winner, milik Kang Ali Muakhir. Karena dari semua mentor yang mumpuni di Komunitas Penulis Bacaan Anak, baru kali ini aku dapat kesempatan belajar langsung dengan penulis senior baik hati ini.

Dan terakhir, aku ikut kelas online berbayar, Kelas Kurcaci Pos, milik penulis cernak langganan Bobo, Mas Bambang Irwanto. Sungguh nekad sekali. Karena aku berencana tahun depan (2015) kembali mencoba fokus menulis novel.

Bismillah, semoga dimudahkan.